Bedong bayi menjadi tradisi turun temurun karena dinilai dapat membuat bayi merasa nyaman. Namun, Bunda harus melakukan cara bedong yang benar dan berhati-hati karena membedong bayi dengan cara yang salah justru bisa membahayakan bayi.
Bedong bayi umumnya dilakukan sejak bayi baru lahir. Kain yang dibalut di sekitar tubuh bayi seakan-akan menyerupai rahim, sehingga bayi dapat tertidur nyenyak dengan lebih nyaman. Membedong bayi dengan cara yang benar juga dapat membantu menenangkan bayi ketika rewel.
Panduan Membedong Bayi
Hal yang harus diperhatikan guna mencegah terjadinya bahaya membedong bayi adalah menghindari penggunaan bedong yang terlalu kencang. Berikan sedikit ruang bagi bayi untuk menggerakan kakinya. Hal ini bertujuan agar perkembangan bayi tidak terhambat.Berikut ini adalah beberapa panduan membedong bayi dengan benar dan aman yang perlu diketahui:
a. Tempatkan kain bedong pada permukaan yang rata dengan sudut kain berada di bagian atas. Kemudian, lipat ujung bagian atas, sehingga kain menyerupai bentuk segitiga.
b. Gendong bayi dan tempatkan ia di atas kain bedong secara perlahan. Pastikan lipatan atas kain bedong berada di bagian bahu bayi.
c. Luruskan tangan kiri bayi ke bawah dan rapatkan dengan tubuhnya. Tarik ujung kain di bagian kiri bayi hingga menutupi lengan kiri dan dadanya. Selipkan ujung kain di bagian bawah ketiak bayi.
d. Lipat kain bedong bagian bawah ke pundak bayi. Hindari melipat terlalu ketat agar ada sedikit ruang di sekitar kaki bayi.
e. Menahan tubuh bayi ketika sedang membedong agar tidak berpindah posisi, ujung kain bedong sebelah kanan ditarik hingga menutupi tubuh bayi. Kemudian sisa kain bedong bayi lipat ke bagian punggungnya.
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membedong Bayi
Membedong bayi memang bisa membuatnya tidur lebih lama dan tidak mudah terbangun. Meski begitu, bedong bayi ternyata bisa menimbulkan risiko negatif. Beberapa ahli berpendapat bahwa bedong bayi bisa membuat bayi lebih sulit terbangun yang dikaitkan dengan risiko sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).Untuk menghindari terjadinya risiko tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membedong bayi, di antaranya:
1. Tidurkan Bayi dalam Posisi Telentang
Ketika bayi masih menggunakan bedong, posisi tidurnya harus berada dalam kondisi telentang. Hindari menidurkan bayi dalam posisi tengkurap guna menghindari terjadinya SIDS. Beberapa penelitian menyebutkan adanya risiko SIDS dan tersedak jika bayi yang dibedong tidur dalam posisi telentang.2. Gunakan Kain Bedong yang Nyaman
Pilih kain atau selimut untuk membedong bayi dari kain yang nyaman agar bayi tidak kepanasanan saat dibedong. Bunda juga disarankan memeriksa suhu tubuhnya setiap beberapa jam.3. Pastikan Bedong tidak Membuat Bayi Kesulitan Bernapas
Hindari membedong bayi yang membuat wajah bayi tertutup. Bunda juga disarankan menghindari bedong bayi jika ia terlihat kesulitan bernapas.4. Jangan Membedong Terlalu Ketat
Beberapa bayi mungkin merasa tidak nyaman ketika dibedong karena tangannya tidak bebas bergerak. Pada kondisi ini, Bunda masih bisa membedong bayi, hanya saja kain bedong dilipat di bawah ketiak, sehingga tangannya tetap bebas bergerak.Selain itu, ketika Bunda sedang menyusui sebaiknya membuka bedong bayi agar tangannya bisa bebas bergerak dan bereksplorasi.
5. Lepas Bedong saat Bayi Mulai Belajar Berguling
Bedong bayi sebaiknya tidak lagi digunakan saat bayi sudah mulai belajar berguling, biasanya saat ia berusia dua bulan. Hal ini dilakukan agar bayi tidak berguling secara tiba-tiba saat dibedong yang membuatnya berisiko mengalami SIDS.Bedong bayi memang menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu menenangkan bayi baru lahir. Akan tetapi, Bunda perlu melakukannya dengan cara yang benar guna meminimalkan risiko. Bila diperlukan, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai boleh atau tidaknya bayi dibedong.